Buka mata dan lihatlah masa lalu

Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di Jl. Solo Km 16 Purwo Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Monumen Pancasila Sakti

Alamat : Jl. Raya Pondok Gede Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur

Candi Sambisari

Candi Sambisari adalah candi Hindu (Siwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung di zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Taman Sari

Alamat: Jl. Taman, Kraton, Yogyakarta, Indonesia

Tim Pawai Budaya Pendidikan Sejarah

Atas : Loppias, Yudi, Roy, Adit, Suryo, Brurry | Bawah : Ade, Nova, Dimas, Ignatius, Cahyo, Yoshi

Festival Nusantara


MRICAN, Dies Natalis Universitas Sanata Dharma yang ke 57, mengangkat tema Sanyata Budaya Dharma. Salah satu rangkaian acara tahun ini adalah Pawai Budaya, yang dilaksanakan Sabtu (24/11/2012). Pawai Budaya ini diikuti beberapa Prodi di Universitas Sanata Dharma, dan salah satunya adalah Prodi Pendidikan Sejarah. Prodi Pendidikan Sejarah adalah Prodi yang tergolong dengan personil paling banyak dibandingkan dengan Prodi yang lain. keikutsertaan Pendidikan Sejarah dalam kegiatan Dies Natalis bukan hanya sekali saja, Pendidikan Sejarah setiap tahun selalu mengirimkan mahasiswanya ke dalam kegiatan Universitas. Pada rangkaian dies kali ini ada yang berbeda dengan dies yang sebelumya, karena diadakan kirab budaya yang mengangkat kebudayaan dan kesenian tradisional dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. 

Pendidikan Sejarah dengan tampilan adat Jawa menampilkan jathilan (kuda lumping) dan membawa sebuah gunungan berupa sayur mayur. Para peserta Pawai Budaya berjalan menyusuri Jln. Gejayan, Jln. Cendrawasih dan berakhir di lapangan bola realino. Dalam keikutseratan Prodi Pendidikan Sejarah ke dalam kirab budaya Dies Natalis merupakan sebuah prestasi yang membanggakan Prodi Pendidikan Sejarah. Persiapan yang sangat sedikit tidak menghalangi teman-teman Pendidikan Sejarah untuk mengikuti kirab budaya. Gunungan yang berisi sayuran dan hasil bumi adalah modal utama kami dalam mengikuti kirab budaya selain jathilan (kuda lumping) dan topeng berwujud buto. Pendidikan Sejarah menurut panitia dan dosen yang ada diacara merupakan Prodi yang paling unik dan paling berkesan dalam penampilan dan kesiapan mengikuti kirab budaya. Kebudayaan Jawa adalah tema dari Pendidikan Sejarah, karena teman-teman melihat kesadaran anak muda sekarang dalam melestarikan kebudayaanJawa masih sangat kurang dan cenderung melupakannya.


Pawai Budaya ini dinilai oleh 3 orang juri : Bu Ninik (WR I), Pak Bambang (WR II), dan Bu Nova (Perwakilan WR III). Pada akhir acara, para juri mengumumkan 3 terbaik yaitu : Pendidikan Sejarah terbaik pertama lalu disusul Prodi Teologi dan Sastra Inggris. Kemenangan yang didapat oleh teman-teman Pendidikan Sejarah adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Dalam Kirab Budaya tersebut, dari Pendidikan Sejarah bisa berpartisipasi dan mengenalkan kesenian serta kebudayaan Jawa kepada masyarakat luas dan teman-teman di Universitas Sanata Dharma sudah sangat senang dan menjadi kebanggaan tersendiri. Kesenian dan kebudayaan Jawa khususnya, untuk saat ini sedah mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda zaman sekarang. Dalam Kirab Budaya tersebut, Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma mencoba mengenalkan kembali kepada masyarakat luas akan kesenian Jathilan. Dalam rangkaian Dies Natalis Universitas Sanata Dharma yang ke-57 adalah sebuah kesempatan emas bagi teman-teman Pendidikan Sejarah dan teman-teman Prodi lain untuk mengenalkan Kesenian dan Budaya yang ada di Indonesia.
                                                                                                                                                                               (Roy ' 09 dan Ignatius '11 mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma)




Monumen Pancasila Sakti


              Gerakan 30 September banyak menyisakan misteri tentang bagaimana sebenarnya peristiwa pembuhuhan para jendral TNI AD. Gerakan ini secara resmi diakui sebagai gerekan pemberontakan PKI untuk mnyebarluaskan paham komunis yang ingin menggantikan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Peristiwa G-30-S ini puncaknya terjadi di desa Lubang Buaya yang sekarang menjadi tempat didirikannya Monumen Pancasila Sakti dan ditemukannya sumur maut tempat para jendral di buang.              
               Monumen Pancasila Sakti didirikan atas perintah Presiden Soeharto pada tahun 1967 dan baru diremiskan tahun 1972. Selain itu juga monumen tersebut didirikan guna mengenang jasa para pahlawan revolusi yang berjuang keras mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi komunis. Adapun pahlawan revolusi tersebut antara lain Letjen TNI A. Yani, Mayjen Soeprapto, Mayjen TNI MT. Haryono, Mayjen TNI S. Parman, Brigjen TNI D.I. Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo, dan Lettu Andries Tandean. Berdasarkan uraian tersebut, kami akan menggali dan menjabarkan monumen Pancasila Sakti dari berbagai aspek. Hal-hal yang kami bahas dari aspek sejarah, georafis, legenda, fungsi bangunan peninggalan dan kebermaknaan Monumen Pancasila Sakti bagi masyarakat.

Taman Sari



        Di sisi lain Taman Sari terdapat sebuah bangunan yang berbentuk lingkaran yang dipergunakan sebagai masjid oleh warga kraton. Bangunan masjid ini sangat unik karena berbentuk lingkaran dan berlantai dua dengan pintu yang menyerupai jendela di tiap lantai. Disebut demikian karena memang letaknya di bawah tanah. Pintu depan berbentuk persegi, tidak cukup besar, sehingga kita harus menundukkan kepala jika akan masuk. Setelah masuk nampak lorong bawah tanah yang berbentuk tangga.

             Di dalam ruangan yang melingkar tersebut terdapat tangga untuk naik ke lantai di atasnya. Di bawah tangga terdapat sebuah sumur yang digunakan sebagai tempat berwudhu, namun sekarang sumur tersebut sudah ditutup karena dikhawatirkan dapat membahayakan para pengunjung karena umur bangunan yang sudah sangat tua.
             Masjid Taman Sari atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Bawah Tanah, terletak di dalam kawasan keraton Yogyakarta dan juga merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di komplek Taman sari atau komplek permandian Raja Yogya.
            Masjid bawah tanah ini, memiliki arsitektur yang unik yaitu berbentuk melingkar dengan rongga-rongga jendela di masing-masing sisinya. Terdiri dari dua lantai dimana lantai bawah dipakai oleh jemaah wanita dan lantai atas untuk jemaah pria. Di setiap lantai dapat kita temui ruangan tersendiri untuk imam yang memimpin solat. Kedua lantai dihubungkan dengan lima buah tangga yang melintang ditengah-tengah ruangan masjid tersebut, disertai kolam untuk berwudhu tepat di bawah tangga.
             Untuk saat ini tidak tampak lagi masjid tersebut dipakai untuk berjemaah oleh para umat Islam, lebih digunakan untuk tempat rekreasi. Dapat dilihat bahwa sekarang ini banyak sekali pengunjung yang mendatangi kompleks ini untuk berekreasi. Di masjid tersebut juga sudah tidak terdapat mimbar, sajadah, kubah dan kita juga tahu kolam yang untuk berwudhu pun sekarang telah ditutup. Hal tersebut dikarenakan takut adanya pengunjung yang terjatuh kedalam kolam tersebut. Kita tahu bahwa komplek tersebut sekarang ini penuh dengan pengunjung yang berdatangan baik orang-orang Jogja sendiri, luar Jogja bahkan mancanegara (bule).

Meida Pembelajaran

Kenteng Songo

Menapaki Keeksotisan Negeri di Atas Awan


Dokumentasi Ekspedisi Gunung Merbabu, 18 Agustus 2012
Sumber: www. Wikipedia.com “Gunung Merbabu” diunduh tanggal 9 Desember 2012

Ada yang bilang setiap gunung pasti akan menyimpan misteri dan kekhasan yang bisa dinikmati oleh para pencinta alam yang masih ingin menikmati keindahan dan keksotisan alam bangsanya sendiri. Tak perlu jauh- jauh harus mennghabiskan uang yang begitu banyak hanya untuk menikmati keindahan dan panorama alam Indonesia yang memukau. Justru keindahan dan keksotisan alam di Indonesia dapat kita rasakan dari tempat yang tidak begitu jauh dari kita. Siapa yang tidak tahu Gunung Merbabu (3142 Mdpl), salah satu jajaran gunung tertinggi di pulau Jawa yang merupakan gunung tua yang sudah tertidur berpuluh- puluh tahun yang lalu.

Gunung yang terletak di perbatasan kota Salatiga, Magelang dan Boyolali ini memang menyimpan keindahan yang luar biasa yang sayang jika di lewatkan. Gunung tipe strato ini juga menyimpan sejuta misteri dari beberapa puncaknya dan tempat yang sangat disakralkan jika dikunjungi oleh para pendaki yang ingin menapaki puncak tertingginya yaitu Kenteng Songo (3142 Mdpl). Keindahan alam gunung ini dapat dirasakan dari dua jalur pendakian utama yaitu jalur pendakian thekelan, Kopeng dan jalur pendakian Selo, Boyolali.

Jalur Kopeng
Menikmati negeri diatas awan, Kenteng Songo dapat ditempuh dari jalur Thekelan, Kopeng, jalur ini merupakan jalur favorit para pendaki dari wilayah Salatiga dan sekitarnya dengan jarak tempuh yang tidak begitu lama dan relatif landai sehingga jalur ini paling sering di pilih oleh para pendaki dan pencinta alam yang ingin menjajal rasa penasarannya terhadap gunung tua ini. Jalur ini juga dinikmati karena ada sumber air bersih di Pos Pending yang jarang sekali ditemui jika melalui jalur Selo. Selepas dari pos Pending pendaki akan melalui sebuah cerukan batu besar yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung dari badai sewaktu malam yang dinamai Watu Gubug, menjadi salah satu tempat yang disakralkan bagi penduduk lereng Gunung Merbabu. Naik sedikit keatas akan menemui pos pemancar yang dari sini pemandangan mulai terbuka dengan pemandangan puncak Kenteng Songo dan 6 puncak Merbabu yang lain yang sudah mulai terlihat selepas pos ini. Setelah menyebrangi jembatan setan maka sampailah para pendaki di puncak tertinggi Merbabu, Kenteng Songo.


Jalur Selo
Kekhasan jalur ini adalah panorama dan pemandangannya yang sangat sungguh menawan diselingi dengan kumpulan bunga Edelweis dan Sabana yang membentang indah disertai juga dengan kokohnya Merapi dari kejauhan jalur ini. Keindahan bunga Edelweis yang selalu diceritakan Soe Hok Gie ketika menapaki gunung- gunung tinggi di Jawa tidak akan bisa lepas dari jalur pendakian Selo ini, yang bisa dikatakan merupakan vegetasi Edelweis terbanyak dari gunung- gunung yang lain yang ada di pulau Jawa. Kenteng Songo dapat ditempuh dalam waktu 7-8 jam melalui jalur ini dengan vegetasi hutan pinus, sabana, cemara gunung, dan Edelweis yang begitu memukau sejauh mata memandang.


Kenteng Songo, Misteri Alam Ghaib Merbabu
Setiap gunung yang ada di pulau Jawa akan memiliki cerita tersendiri terkait beberapa tempat yang unik yang terdapat di dalamnya misalnya berbicara tentang Gunung Merapi pasti akan berbicara tentang Pasar Bubrah, atau berbicara tentang Gunung Lawu pasti akan berbicara tentang Hargo Dalem sebagai tempat petilasan Brawijaya V, lalu bagaimana dengan Gunung Merbabu. Ada salah satu tempat di Gunung Merbabu yang menjadi tempat yang masih menjadi misteri sampai saat ini dan memiliki nilai keindahan serta keeksotisan yang tidak akan pernah terbayarkan dengan apa pun, sebut saja Kenteng Songo, puncak tertinggi Merbabu dari 7 puncak yang ada di Merbabu. Disini terdapat 4 Watu Kenteng (batu berlubang) yang tentunya kalau dilihat tanpa kasat mata hanya terdapat 4 lubang/kenteng, namun sesungguhnya terdapat 9 kenteng/lubang yang ada pada puncak ini jika dilihat secara ghaib. Percaya tidak percaya memang watu Kenteng Songo memang sudah ada semenjak Gunung Merbabu ini terbentuk dan disekitar sinilah terjadi aktifitas dari para makhluk halus penunggu Gunung Merbabu. Banyak sekali kejadian- kejadian yang tidak lazim yang ditemukan oleh para pendaki yang membuat camp di puncak Kenteng Songo dari kejadian fatamorgana sampai yang mendengar keramaian di puncak Kenteng Songo yang padahal tidak ada seseorang pun kecuali para pendaki yang sedang beristirahat di puncak ini. Terkadang dapat dikatakan Kenteng Songo menjadi negeri diatas awan bukan hanya bagi para pendaki/manusia melainkan bagi para lelembut yang selalu menjaga Gunung Merbabu ini. Dari sini akan terlihat pemandangan klasik Merapi dan 6 puncak Merbabu yang lain, seperti Triangulasi, Pregodalem, Watu Gubung, maupun puncak pemancar. (Angga Riyon Nugroho)

SOAL LATIHAN KELS X SEMESTER II

Soal Latihan

Buat teman-teman.... silakan download di sini

Kelas X

SEJARAH BUMI
Bumi telah berumur kurang lebih 2.500 juta tahun. Sejarah terbentuknya bumi ini sangat panjang. Pada mulanya bumi berbentuk kumpalan gas yang terus menerus berputar dan akhirnya membentuk sebuah gumpalan yang padat.
            Sebelum akhirnya dapat didiami oleh makhluk hidup, bumi berproses secara perlahan-lahan. Kulit bumi mengalami beberapa kali perubahan. Gejala alam gunung meletus gempa bumi, tanah longsor dan banjir sering kali terjadi. Gejala alam tersebut turut merubah penampakan muka bumi.
            Selanjutnya berlangsung zaman pencairan es atau zaman glasial yang terjadi beberapa kali. Pada zaman ini glaster, (sungai es) berubah-ubah. Daerah topis yang terkena zaman Puvial (zaman hujan). Proses pembentukan dan perubahan kulit bumi ini berlangsung lama hingga membentuk lapisan-lapisan kulit bumi.
            Dalam ilmu prasejarah, lapisan kulit bumi sangat berguna sebagai materi analisis kehidupan dan umur manusia yang pernah hidup di bumi. Biasanya pada setiap lapisan, terdapat peninggalan yang berupa tulang-tulang, peralatan berburu, peralatan rumah tangga. Tulang belulang manusia atau hewan dan sisa tumbuhan yang telah mmbatu disebut fosil. Sementara, peralatan atau perlengkapan manusia yang berasal dari zaman prasejarah disebut artefak. Artefak berupa peralatan yang tebuta dari batu, kayu, duri ikan dan logam.
            Sejarah perkembangan bumi sampai sekarang dapat dibagi menjadi empat zaman yaitu Arkaekum, palaezoikum, mesozoikum, dan neozoikum.
Bagan Pembagian Zaman Berdasarkan Geologi
1.      Zaman Asozoikum
            Zaman ini adalah zaman yang paling tua dan diperkirakan berumur sekitar 2.500 juta tahun. Zaman ini dibagi dua, yaitu zaman Arkaikum dan zaman Pracambium. Pada zaman ini kulit bumi masih membara karena memiliki temperatur yang sangat tinggi. Pada masa tersebut diperkirakan belum ada tanda-tanda kehidupan. Bumi masih dalam proses pembntukan menjadi padat.
2.      Zaman Palaeozoikum
            Zaman ini merupakan kelanjutan dari zaman arkaekum. Zaman palaozoikum diperkirakan berumur 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman palaeozoikum, diperkirakan telah muncul tanda-tanda kehidupan di permukaan bumi. Bumi berangsur-angsur menjadi dingin. Khidupan dimulai dengan munculnya nenek moyang makhluk hidup yang bersl satu yang disebut mikro organisme. Selain itu, telah terdapat pula beberapa jenis ikan, amfibi, dan binatang melata (reptil). Binatang bertulang belakang di zaman ini jumlahnya masih sedikit. Zaman ini dibagi manjadi 5 bagian :
1)      Cambrium, mulai ada tanda kehidupan seperti kerang dan ubur-ubur

2)      Silur, mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang tertua, misalnya ikan
3)      Devon, mulai ada kehidupan jenis amphibi tertua
4)      Carbon, mulai ada binatang jenis reptil
5)   Perm, mulai ada hewan darat, ikan air tawar dan amphibi.

3.      Zaman Mesozoikum
            Zaman ini kurang lebih berumur 150 juta tahun yang lalu. Bentuk kehidupan sudah semakin beranekaragam. Ikan, amfibi, reptil sudah semakin banyak jenisnya. Binatang bertumbuh besar, seperti dinosaurus, tyranosaurus, dan stegosaurus telah ada di bumi. Diperkirakan, bebrapa jenis burung juga telah ada pada zaman mesozoikum ini. Zaman ini dibagi menjadi 3 bagian :
1)      Trias, pada masa ini terdapat kehidupan ikan, amphibi dan reptil

2)      Jura, pada zaman ini terdapat reptil dan sebangsa katak
3)   Calcium, pada masa ini terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan.

4.      Zaman Neozoikum atau Kainozoikum
Zaman ini berumur kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Kehidupan pada zaman ini sudah sangat berkembang dan berankaragam. Zaman Neozoikum terbagi menjadi dua, yaitu era tersier dan era kuarter. Pada era tersier, binatang menyusui, seperti berbagai jenis monyet dan kera telah berkembang pesat. Sementara itu era kuarter berumur kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Era kuarter dibagi menjadi dua kala, yaitu kala pleistosen dan kla holosen. Zaman ini dibagi menjadi zaman Tersier dan Kuarter lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini :
  • Pada zaman tersier binatang menyusui berkembang baik, sedang reptil raksasa mulai menghilang, binatang kera / primata mulai muncul selanjutnya mulai berkembang jenis kera manusia.
  • Pada zaman Kwarter merupakan masa terpenting dalam kehidupan sebab mulai muncul kehidupan manusia. Zaman ini terbagi menjadi dua yaitu :
1.      Kala Pleistocen (zaman divilium)
      Kala pleistosen atau zaman Deluvium berlangsung sejak 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini sering disebut dengan zaman es (zaman glasial). Zaman glasial ditandai dengan mulai mencairnya es yang berumpuk di kutub utara karena terjadi perubahan iklim global yang terus menerus. Air mulai menyelimuti daratan di Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara. Keadaan iklim dunia yang berubah-ubah sangat mempengaruhi keadaan Kutub Utara. Apabila suhu turun, lapisan es di daratan meluas dan permukan air laut akan turun. Namun, apabila suhu naik, es yang mencair akan membentuk lautan diberbagai belahan bumi. Pada zaman divilium hidup beberapa jenis binatang seperti harimau, rusa, kuda. Jenis manusia purba tertua juga mulai muncul seperti Meganthropus Palaeojavamicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
2.      Kala Holocen (zaman alluvium)
     Kala holosen atau zaman Alluvium berlangsung sejak 20.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini mulai muncul spesies Homo Sapiens diantaranya Homo Wajakensis. Perkembangan global ini juga banyak mempengaruhi perkembangan fisisk alam Indonesia. Ketika lapisan es dikutub utara belum mencair, wilayah Indonesia bagian barat masih menyatu dengan benua Australia. Ketika suhu bumi memanas dan lapisan es di kutub Utara mulai mencair, terbentuklah lautan diberbagai wilayah Indonesia dan munculkan banyak pulau. Wilayah yang dulu menyatu dẻngan Asia dan sekarang menjadi dasar lautan disebut paparan sunda. Adapun wilayah yang pernah menghubungkan sebagain wilayah Indonesia dengan Australia disebut paparan Sahul. Pada masa ini juga mulai muncul nenek moyang kita sekarang ini dan mulailah terjadi perkembangan kebudayan manusia yang pesat.

Proses Perkembangan Manusia
         Dalam bukunya The Origin of Species, Darwin mengemukakan dua teori pokok : Pertama bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa-masa yang silam, dan Kedua bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alam. 
         Salah satu teori yang banyak diterima adalah evolusi manusia dari Australopithecus melalui Homo Erectus ke Homo Sapiens. Australopithecus yang berperan dalam hal ini adalah Australopithecus Africanus kemudian melalui Astralopithecus Habilis (yang Disebut Juga Homo Habilis)
      Antara Homo Erectus dan Homo sapiens terdapat Homo Neandhertalensis. Ada yang berpendapat bahwa Homo Neandhertalensis hanyalah suatu adaptasi terhadap zaman es di Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat, lagi pula telah ada manusia Neanderthal yang ciri-cirinya lebih mendekati Homo Sapiens.
        Di dunia ini terdapat teori tentang konsep lima ras. Yaitu Mongloid, Kaukasoid, Negroid, Australoid, Monosoid dan Khoisonoid. Pengklasifikasian ini didasarkan pada bentuk tubuh.


Evolusi Manusia
Proses evolusi manusia yang banyak diamati adalah mikroevolusi artinya adalah perubahan-perubahan yang terjadi perubahan kecil (perubahan frekuensi gen) yang lambat laun menyebabkan suatu perubahan. Perubahan terjadi pada bentuk anggota tubuh pada bentuk anggota tubuh maupun fungsinya, gambaran evolusi tersebut sebagai berikut :

1.      Evolusi tubuh dalam bergerak secara tegak
2.      Evolusi kepala berkaitan dengan besar kepala, bentuk muka dan isi otak
3.   Evolusi biososial meliputi :
-          Perkembangan pembuatan alat atau hasil budaya
-          Berorganisasi sosial dan mata pencaharian
-     Cara berkomunikasi dengan bahasa